Senin, 02 Mei 2011

pragmatik: Analisis Wacana Kritis Van Dijk


PRAGMATIK:
Analisis Wacana Kritis dalam Sinopsis Novel “Negara Kelima” karya Es ito

Nurul Hikmah
0808899

ABSTRAK
Dalam tuturan teks terdapat beberapa wacana yang tidak hanya dapat dipahami sebagai studi bahasa, tetapi juga dipandang sebagai wujud praktik social yang berkaitan dengan situasi. Wacana juga dapat dipahami sebagai sebuah tindakan (actions) yaitu mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. Sesorang berbicara, menulis, menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Wacana dalam prinsip ini, dipandang sebagai sesuatu yang betujuan apakah untuk berdebat, mempengaruhi, membujuk, menyangga, bereaksi dan sebagainya. Jika kita tidak kritis, tentu kita tidak akan pernah tahu apa pesan yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca. Makna suatu pesan tidak bisa hanya ditafsirkan sebagai apa yang tampak nyata dalam teks, namun harus dianalisis dari makna yang tersembunyi
Oleh karena itu, dengan menggunakan konsep Analisis Wacana Kritis yang dikembangkan oleh Van Dijk, saya mencoba mengkaji sinopsis novel “Negara Kelima” karya Es Ito yang di dalamnya mengandung motif dan relasi kekuasaan, serta motif ideologi yang bisa berdampak luas.

Kata kunci:  ideologi, wacana, teks, analisis wacana kritis

ABSTRACT
In the narrative text there is some discourse that not only can be understood as the study of  language, but also viewed as a form of social practices relating to the situation. Discourse can also be understood as an action (actions) that associate the discourse as a form of  interaction. Someone to speak, write, use language to interact and relate with others. Discourse in this principle, viewed as something that aims whether to debate, influence, persuade, protest,  react, and so forth. If  we are not critical, of course we'll never know what message the author wants to convey to the reader. The meaning of a message can not be simply interpreted as what is apparent in the text, but should be analyzed from a hidden meaning
Therefore, by using the concept of  Critical Discourse Analysis, developed by Van Dijk, I tried tore view the synopsis of  the novel "Negara Kelima"  by Es Ito which contains motives and power relations, as well as ideological motives that could have broad  impact.
Key word: ideology, discourse, text, Critical Discourse Analysis



       I.            PENDAHULUAN
Topik yang saya ambil dalam penelitian ini yaitu mengenai teks sinopsis novel “Negara Kelima” karya  Es Ito dengan memakai konsep analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Teun Van Djik. Alasan saya memilih konsep Van Dijk ini karena buah pikiran Van Dijk dinilai lebih jernih dalam merinci struktur, komponen dan unsur-unsur wacana. Selain itu, model analisis wacana kritis ini terkesan mendapat tempat tersendiri di kalangan analis wacana kritis.
Adapun alasan saya memilih kajian ini, karena bersinggungan dengan berbagai aspek sosial, kebudayaan dan politik. Adapun aspek yang ingin saya kaji, yaitumengenai  aspek ideology berdasarkan konteks dan tindakan yang penulis maksudkan dalam teks ini.
Analisis wacana yang dimaksudkan dalam tulisan ini, adalah sebagai upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek (penulis) yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri pada posisi penulis dengan mengikuti struktur makna dari sang penulis sehingga bentuk distribusi dan produksi ideologi yang disamarkan dalam wacana dapat di ketahui.
Masalah penelitian yang akan dipecahkan mencakup:
1.      Apa makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi  dalam sinopsis novel “Negara Kelima” karya Es Ito?
2.      Bagaimana aspek semantik yang ada dalam teks tersebut?
3.      Apa ideologi yang diangkat oleh penulis yang tersimpan di balik teks tersebut?

    II.            LANDASAN TEORI
Analisis Wacana Kritis
Analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau telaah melalui aneka fungsi bahasa (Sobur, 2001:48). Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat dalam komunikasi bukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi ucapan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana (Littlejohn, 1996:84). Dalam Analisis Wacana Kritis (Critical Dicourse Analisis / CDA), wacana tidak hanya dipahami sebagai studi bahasa. Bahasa dianalisis tidak hanya dari aspek kebahasaan saja, tetapi juga menghubungkannya dengan konteks. Konteks disini berarti bahasa dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu.
Analisa wacana adalah sebuah alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak di pakai. Jika analisis isi ” kuantitatif” lebih menekankan pada pertanyaan ”Apa” ( What ), analisis wacana lebih melihat pada ”bagaimana” ( How) dari pesan atau teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat , metafora apapun namanya suatu berita disampaikan. Menurut Eriyanto ( 2001 : 337-341 ) pertama, dalam analisisnya analisis wacana lebih bersifat kualitatif dibandingkan dengan analisis isi yang umumnya kuantitatif. Analisis wacana lebih menekankan pemaknaan teks ketimbang panjumlahan unit kategori separti dalam analisis isi, Dasar dari analisis wacana adalah Interpretatif yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti. Kedua, analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest ( nyata ), sedangkan analisis wacana justru berpretensi memfokuskan pada pesan laten ( tersembunyi ) Makna suatu pesan dengan demikian tidak bisa hanya ditafsirkan sebagai apa yang tampak nyata dalam teks, namun harus dianalisis dari makna yang tersembunyi. Pretensi analisis wacana adalah muatan, nuansa, dan makna yanglaten dalam teks.
Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan sebagai berikut Syamsudin ( 192 :6) dalam Alex sobur ( 2006 : 49 ) :
1.      Analisis wacana membahasa kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat.
2.       Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi.
3.      Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik.
4.      Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa.
5.       Analisis wacana diarahkan kepada masyarakat memakai bahasa secara fungsional.

 III.            METODOLOGI 
Dalam pengumpulan data,  hal yang saya lakukan adalah mencari wacana yang tepat untuk dijadikan objek analisis dengan menggunakan konsep analisis wacana kritis. Kemudian mengumpulkan bahan bacaan yang berhubungan dan mendukung mengenai objek yang akan dianalisis. Data yang sudah terkumpul kemudian disususn dan diolah.
Berdasarkan metodologi yang saya gunakan, maka dalam proses  analisisnya, langkah pertama menganalisis tiga elemen yang menurut Van Dijk masing-masing bagian saling mendukung, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Keseluruhan teks dapat dianalisa dengan menggunakan elemen-elemen tersebut. Hal ini diperlukan untuk memberi penjelasan bagaimana wacana di kembangkan dan bisa mempengaruhi khalayak. Langkah kedua, saya akan menganalisis karakteristik penting analisis wacana kritis, yang mencakup aspek ideologi yang diusung penulis pada wacana ini.
Setelah menganalisis keseluruhan komponen struktural wacana, maka dapat diungkap kognisi sosial yang dimaksud oleh pembuat wacana, yang kemudian saya jadikan sebagi sebuah kesimpulan selain itu juga kesimpulan di dapat dari hasil analisis secara keseluruhan.

 IV.            ISI
A.    Deskripsi Data
Raganya Indonesia
Tetapi jiwanya tidak lagi Nusantara
Satu kelompok berkuasa
Sisanya pengaya saja
Sebagian kecil kelompok kaya
Sisanya menanggung derita
Bubarkan Indonesia
Bebaskan Nusantara
Bentuk Negara kelima
B.     Analisis Data
Berdasarkan tiga elemen wacana Van Djik
1.      Struktur Makro (Tema)
Temanya adalah bentuk kekecewaan terhadap keadaan negaranya.
2.      Superstruktur (Tematik/ kerangka susunan)
a.       Pendahuluan
Dalam sinopsis tersebut, diawali dengan kutipan kalimat Raganya Indonesia ,Tetapi jiwanya tidak lagi Nusantara, hal ini menjelaskan kekecawaan dan ketidakpuasan terhadap  keadaan negaranya yang dirasakan sudah berubah, tidak lagi sama seperti sebelumnya. Seperti pada kutipan berikut.
b.      Isi
Penekanan kekesalan yang penulis ungkapkan dalam bentuk sindiran terhadap para penguasa negaranya dan kelompok kaya yang tidak peduli dengan nasib rakyat yang semakin menderita. Terdapat pada kutipan kalimat berikut:
Satu kelompok berkuasa
Sisanya pengaya saja
Sebagian kecil kelompok kaya
Sisanya menanggung derita

c.       Penutup
Dalam wacana ini diakhiri dengan suatu keputusan akhir yang penulis maknai sebagai bentuk pemberontakan terhadap pemerintahnya. Terdapat pada kalimat akhir, yaitu:
Bubarkan Indonesia
Bebaskan Nusantara
Bentuk Negara kelima

3.      Struktur Mikro
Struktur mikro yang menunjuk pada makna setempat (local meaning) suatu wacana dapat digali dari aspek semantik, sintaksis, stilistika, dan retorika.
a.       Struktur Mikro Semantik (tanda atau makna eksplisit/implisit)
Menonjolkan suatu maksud yang sifatnya provokatif.
b.      Struktur Mikro Sintaksis (bagaimana pendapat di sampaikan)
Pendapat tema disampaikan dengan menggunakan kalimat tidak langsung berupa kalimat sindiran yang dialamatkan kepada para penguasa, amarah serta kalimat pemberontakan pada akhir tulisan.
c.       Struktur Mikro Stilistik (pilihan kata yang dipakai)
Kata-kata yang digunakan lebih dominan menggunakan kata-kata pemerintahan, kata-kata penderitaan, dan kata-kata yang bersifat seruan.
d.      Struktur Mikro Retorika
Aspek retorika suatu wacana menunjuk pada siasat dan cara yang digunakan oleh pelaku wacana untuk memberikan penekanan pada unsur-unsur yang ingin ditonjolkan.
Dalam sinopsis novel di atas ada bebera siasat dan cara yang digunakan, diantaranya:
-          Penggunaan gaya bahasa. Seperti gaya bahasa yang bermakna denotatif
-          Menonjolkan kekecewaan serta kemarahan yang ditujukan pada para petinggi negaranya,
-          Menonjolkan tujuan yang bersifat provokatif.
Berdasarkan hasil analisis ketiga elemen di atas, maka dengan mudah kita bisa meneliti Karakteristik Analisis wacana Kritis yang terdapat dalam sinopsis novel “Negara Kelima” karya Es Ito, yaitu:
Ideologi
Ideologi yag dianut oleh Es Ito berasaskan Pancasila. Hal ini terlihat pada kalimat yang dia maknai sebagi suatu penolakan terhadap sikap penguasa yang bertolak belakang dengan Pancasila.
Pada wacana ini juga, penulis menampilkan efek ideologis  yang mengakibatkan hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara kelas sosial, kelompok mayoritas dan minoritas.

Tindakan
 Wacana juga dapat dipahami sebagai tindakan (actions) yaitu mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. Sesorang berbicara, menulis, menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Wacana yang terdapat dalam sinopsis novel “Negara Kelima” karya Es Ito ini, merupakan wacana yang dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan mempengaruhi pembaca. Selain itu wacana ini juga dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar oleh penulis.

Konteks
Dengan melihat kondisi Negara kita yang dirasa semakin terpuruk, maka melalui media tulisan, Es Ito  mencoba mengkomunikasikan kekecewaan, amarah dan pemberontakan yang ditujukan  kepada para penguasa bangsa ini.


Kekuasaan
Wacana pada sinopsis novel “Negara Kelima” karya Es Ito ini, berorientasi pada suatu maksud yang condong dengan kekuasaan, dan ketidakadilan.
Pada wacana yang berbentuk teks ini, kita dapat mengetahui adanya pertarungan kekuasaan, antara kelas sosial, kelompok mayoritas dan minoritas.


    V.            KESIMPULAN DAN IMPLIKASI BAGI PEMBELAJARAN BAHASA
A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah, bahwa analisis wacana kritis tidak hanya memfokuskan pada struktur wacana secara kebahasaan saja tetapi juga menyambungkannya dengan konteks dan melihat secara historis, yang akan membantu untuk menemukan ideologi pada suatu wacana.
Selain itu, hasil analisis di atas menjelaskan, bagaimana satu pihak, kelompok, orang, gagasan,dan peristiwa ditampilkan dengan cara tertentu dalam wacana yang berbentuk teks dan dapat mempengaruhi interpretasi pembaca.

B.     Implikasi Bagi Pembelajaran Bahasa
Kajian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu bahasa, khususnya dalam analisis pragmatik wacana , selain itu agar kita dapat kritis dalam mencermati makna pragmatik sebuah wacana dalam bentuk teks.
PUSTAKA ACUAN
Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford University Press: New York
van Dijk, Teun A. 2000. “Critical Discourse Analisis”. Diambil dari situs http: www. Hum.uva.nl/teun
Saifullah, Aceng Ruchendi.2002.Laporan Jurnal Pragmatic Dari Morris Sampai Van Dijk Dan Perkembangannya Di Indonesia.artikulasi, vol.1

apresiasi drama


APRESIASI DRAMA “KIAMAT ATAU BUMI TAK LAMA LAGI PASTI HANCUR”

LAPORAN

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Bahasa dan Seni (BS300) dari dosen Dr. Isah Cahyani, M. Pd.



oleh
Nurul Hikmah
0808899


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011



APRESIASI DRAMA”KIAMAT ATAU BUMI TAK LAMA LAGI PASTI HANCUR”
A.    SINOPSIS
            Cerita drama ini berawal dari pertemuan antara planet-planet tata surya, dimana matahari sebagai pemimpin mereka. Awalnya Matahari menemukan ketidakseimbangan di galaksi Bimasakti. Kemudian dia berdiskusi dengan Saturnus, Mars, dan Venus. Dari hasil diskusi tersebut ditemukan bahwa ketidakseimbangan tersebut disebabkan oleh Bumi. Untuk memperoleh informasi mengenai Bumi, matahari memanggil Bulan, yang merupakan satelit Bumi. Bulan pun menjelaskan bahwa ketidakseimbangan tersebut dikarenakan oleh penghuni Bumi yang dinamakan Manusia yang sering membuat kekacauan. Kemudian di utuslah Komet yang bernama Konrad untuk menabrak dan menghancurkan Bumi. Awalnya Konrad ragu untuk melakukan hal tersebut. Namun matahari memberikan penawaran, dia akan mempersilahkan Konrad melewati Bimasakti , jika Konrad setuju menabrakan dirinya ke Bumi. Matahari memberikan waktu kepada konrad selama satu bulan, untuk membuat Bumi luluh lantah.
Di Bumi, seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, yang bernama Profesor Guck, mengetahui bahwa sebulan lagi Bumi akan hancur. Dia berusaha memberitahukan kepada seluruh dunia, bahwa dunia akan hancur karena terjangan sebuah komet yang akan menghantam bumi satu bulan lagi. Guck menemui pengamen, wartawan, PNS Prancis, PNS Austria, PNS Inggris, fotografer, pencuri, diplomat, penjaga taman, profesor bahkan seseorang yang akan bunuh diripun ia beri tahu bahwa dunia akan hancur. Bahwa tidak ada lagi yang tersisa. Bahwa molekul tubuh manusia akan bersatu setelah kiamat. Tapi tidak ada seorangpun diantara mereka yang percaya, termasuk Sang Pemimpin, dari seluruh penjuru dunia, Mereka beranggapan bahwa kiamat itu rekayasa manusia. Namun Guck tidak putus asa. Demi menyelamatkan Bumi, dia memiliki ide untuk membuat sebuah alat yang dapat mencegah terjadinya kiamat. Dalam realisasinya, Guck membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dia pun mengajukan proposal kepada seluruh pemimpin Negara dan orang-orang yang memiliki pengaruh besar, agar bisa membantu rencanaya tersebut. Namun tetap tak ada satupun dari mereka yang mendukung rencananya. Penduduk dunia sudah tidak peduli akan nasib Bumi yang sebentar lagi akan hacur.  Pada saat Guck hampir menyerah, dia bertemu dengan seorang  yang memberinya semangat, meskipun dia sendiri tidak percaya akan terjadinya kiamat. Dia mengatakan bahwa ada harapan terakhir untuk menyelamatkan Bumi, yaitu Amerika.
Di Amerika, Guck menemui Mr. Rockford yang ternyata sedang bersiap-siap menyelamatkan diri. Dia tidak peduli dengan rencana Guck. Dia lebih mementingkan menyelamatkan dirinya sendiri daripada menyelamatkan banyak orang. Namun naas nasib Mr. Rockford, ternyata pesawat yang akan menyelamatkannya dan 50 orang lainnya itu ternyata palsu.
Sementara Komet (Konrad) semakin dekat dengan Bumi. Selama perjalanannya menuju Bumi, Komet merasakan perasaan yang berbeda pada Bumi. Semakin mendekati Bumi, perasaan itu semakin nyata. Ternyata dia jatuh cinta pada Bumi. Dan dia pun mengurungkan niatnya untuk menghancurkan Bumi.
Akhirnya kiamat pun tidak terjadi. Karena Konrad tidak sanggup menghancurkan planet yang dicintainya itu.

B.     UNSUR INTRINSIK
1.   Tema
     Tema dari drama ini yaitu, kiamat sebagai metafor kehancuran dunia yang disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Selain itu Ketidakpedulian manusia terhadap sesama manusia dan lingkungannya. Dalam drama ini, manusia mulai kehilangan rasa kemanusiaan dalam kehidupan sosialnya.
2.   Tokoh dan Penokohan
Dalam drama ini terdapat 26 tokoh yang diperankan, diantaranya:
1)      Profesor Guck, wataknya sabar, tekun, cerdas, pantang menyerah dan peduli terhadap sesama serta tidak egois.
2)      Konrad, lugu, baik hati, jujur dan penyayang (mudah jatuh cinta).
3)      Matahari, wataknya berwibawa, memiliki karisma pemimpin dan tegas.
4)      Bulan, wataknya jujur, terlalu percaya diri dan centil.
5)      Venus, wataknya lincah, centil, penggoda pria ( suka merayu).
6)      Mars,  wataknya licik.
7)      Saturnus, wataknya sabar dan baik hati.
8)      Sang pemimpin, wataknya keras kepala, tak acuh, dan egois.
9)      Pengkhotbah, pantang menyerah, dan penipu.
10)  Mr. Rockford, wataknya sombong, egois , pengecut dan pemarah.
11)  Mrs. Rockford, penurut, sombong,dan penakut.
12)  Diplomat 1, wataknya pekerja keras dan tidak peduli.
13)  Diplomat 2, wataknya pekerja keras dan tidak peduli.
14)  Pencuri Miss Violet, wataknya jahat, galak dan egois.
15)  Penjaga taman, tidak peduli kepada orang lain.
16)  Pengamen 1, wataknya humoris (lucu), banyak bicara dan santai
17)  Pengamen 2, wataknya humoris, pendiam dan santai.
18)  Mr. Wood, wataknya tenamg dan optimis.
19)  Fotografer, wataknya, lincah dan sok sibuk.
20)  Pembunuh diri, wataknya pesimis dan egois.
21)  PNS Jerman, wataknya tak acuh dan tidak peka terhadap sesama.
22)  PNS Austria, wataknya egois, dan gila harta.
23)  PNS Inggris , wataknya keras kepala dan egois.
24)  PNS Prancis, wataknya pekerja keras dan gila harta.
25)  Wartawan, wataknya tekun dan pantang menyerah.  
26)  Winnie Wiston, wataknya lincah, centil dan berlebihan.

3.      Alur
Alur dari drama ini yaitu alur maju, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
F1: Pertemuan antara Matahari, Venus, Mars dan Saturnus
F2: Dipanggilnya Bulan untuk memberikan informasi mengenai Bumi
F3: Lewatnya Komet yang bernama Konrad
F4: Diperintahkannya Konrad untuk menabrak dan menghancurkan Bumi
F6: Profesor Guck mengetahui, bahwa bumi akan hancur karena terjangan sebuah komet yang akan menghantam bumi satu bulan lagi.
F7: Bertemunya Professor Guck dengan Sang Pemimpin
F8: Guck merancang sebuah alat yang dapat mencegah terjadinya kiamat
F9: Guck mencari dukungan untuk kelancaran rencananya.
F10: Bertemunya Guck dengan pengamen, wartawan, PNS Prancis, PNS Austria, PNS Inggris, fotografer, pencuri, diplomat, penjaga taman, dan orang yang akan bunuh diri.
F11: Keberangkatan Guck ke Amerika
F12: Pertemuan Guck dengan Mr. Rockford dan Mrs. Rockford
F13: kegagalan misi penyelamatan Mr. Rockford dkk.
F13: Konrad jatuh cinta kepada Bumi dan urung menghancurkan planet yang dicintainya itu
4.      Latar
Latar yang digunakan dalam drama ini diantaranya adalah :
1.    Luar angkasa (Galaksi Bimasakti)
2.    Bumi
-          Ruang penelitian Profesor Guck
-          Australia
-          Jerman
-          Prancis
-          Bandara Amerika
-          Kantor pemerintahan
-          Toko penjualan souvenir
-          Stasiun kreta api
-          Hotel
-          Taman
Adapun latar waktu yang terdapat dalam drama ini adalah siang, sore dan malam hari.

5.      Gaya bahasa
Dalam drama ini, baik dialog maupun monolog, dibawakan dalam bahasa yang berbeda-beda. Namun kebanyakan dalam bahasa Indonesia yang sesekali dicampur dengan bahasa Sunda untuk menimbulkan kesan lucu. Dialog beberapa tokoh juga dibawakan dengan aksen dari luar negeri sesuai karekter penduduk negara yang diperankan.



6.      Perlengkapan
Perlengkapan yang digunakan sebagai set terbuat dari kaleng-kaleng berbentuk balok yang dirangkai menjadi kursi, meja dan tiang. Sehingga benda-benda tersebut bersifat multifungsi dan dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai setting tempat.
7.      Amanat
Amanat dari drama ini yaitu agar manusia sadar bahwa di dunia ini tidak ada  yang abadi. Semua yang hidup pasti akan mati. Bencana-bencana yang sering terjadi di muka Bumi ini merupakan peringatan dari Tuhan kepada manusia. Selain itu, juga tingkatkanlah kepedulian kita terhadap sesama dan lingkungan kita, karena dengan kasih sayang, perdamaian dan cinta semuanya akan menjadi indah.
C.     UNSUR EKSTRINSIK
1.      Nilai Agama
Masyarakat yang sudah mengetahui bahwa kiamat akan terjadi malah besikap acuh dan sama sekali tidak memohon bantuan kepada Tuhan. Dalam drama ini juga ada tokoh Pengkhotbah yang pada awalnya memang menyerukan agar masyarakat kembali ke jalan Tuhan. Namun ternyata pengkhotbah itu hanyalah seorang penipu yang sedang berusaha menjual dagangannya.
2.      Nilai Sosial
Nilai sosial dari drama ini adalah tentang kepedulian seseorang terhadap sesamanya. Hal ini bisa dilihat dari usaha  tokoh Professor Guck yang sangat ingin menyelamatkan bumi dan manusia lainnya