Minggu, 01 Mei 2011

analisis kesulitan belajar Siswa


Analisis Kesulitan Belajar Siswa
Jenjang Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Oleh nurul Hikmah


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Hakekat pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia oleh manusia agar menjadi manusia yang dilakukan secara manusiawi dan normative. Dalam pengertian itu terkandung aspek pengembangan potensi manusia yang hendaknya dilakukan secara manusiawi dan normative.
Bimbingan merupakan proses bantuan kepada individu (konseli) sebagai bagian dari program pendidikan yang dilakukan oleh tenaga akhli (konselor) agar individu (konseli) mampu memahami dan mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan tuntutan lingkungannya (Suherman AS., 2009: 10). American School Counselor Assosiation (ASCA) mengemukakan konseling merupakan hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien mengetasi masalah-masalahnya.
Seauai dengan peranannya, Bimbingan dan konseling sebagai upaya strategi layanan untuk mengembangkan potensi siswa secara optima, maka secara umum layanannya harus dikaitkan dengan pengembangan sumber daya manusia agar mampu menjawab tantangan kehidupan masa depan.
Untuk mencapai keberhasilan layanan bimbingan dan  konseling sesuai dengan amanat Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003), maka dalam pelaksanaannya harus merupakan tanggung jawab seluruh personel pendidikan.

B.     Tujuan
a)      Mencari nilai suatu mata pelajaran
b)      Membuat rata-rata nilai tersebut
c)      Menentukan siswa dengan nilai terendah
d)     Menemukan kesulitan belajar siswa yang mendapatkan nilai terendah
e)      Menemukan faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang mendapatkan nilai terendah
f)       Menentukan inti masalah yang dihadapi siswa yang mendapatkan nilai terendah
g)      Membuat rencana bantuan untuk yang mendapatkan nilai terendah

C.     Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah studi kasus dan observasi.
BAB II
HASIL OBSERVASI
A.    Landasan Teori
Teori yang berkaitan dengan kesulitan belajar siswa
a.       Konsep dasar Diagnostik Kesulitan Belajar
Menurut Thorndike dan Hagen, diagnosis dapat diartikan sebagai berikut:
¨      Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya;
¨      Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
¨      Keputusan yang dicapai setelah dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
Dari ketida definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa diagnostik kesulitan belajar sebagai suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data/informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternative kemungkinan pemecahannya.
b.      Pengertian Kesulitan Belajar
Burton (1952:622-624) mengidentifikasi seorang siswa kasus dapat dipandang atau dapat diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan oleh Burton sebagai berikut:
1.      Siswa dikatakan gagal  apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan.
2.      Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya.
3.      Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas  perkembangan, termasuk penyesuaian sosial.
4.      Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya.
Dari keempat definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa seorang siswa diduga mengalami kesulitan belajar jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu yang telah ditetapkan.
A.    Diagnostik Kesulitan Belajar
Ada lima langkah operasional diagnostik kesulitan belajar, yaitu identifikasi kasus, identifikasi masalah, identifikasi faktor penyebab kesulitan, prognosis, dan rekomendasi/referral.
  1. Identifikasi Kasus
Tabel 2.1  Urutan Rangking Mata Pelajaran  Bahasa Indonesia  Kelas XI IPA 2 , dari yang tertinggi sampai terendah

No.
Nama Siswa
Ranking
Nilai
Rata-rata
1
Meliyani Saparinnga
1
86.4
2
Fitria Siti Latifah
2
86
3
Djubaedah
3.1
85.5
4
Ilma Azizah
3.2
85.5
5
Deasy Retnasari
4.1
84.3
6
Rangga Ramadhan
4.2
84.3
7
Dewi Mulyani
5
84
8
Annisa Isti
6.1
83
9
Nur Fitri Wulansari
6.2
83
10
Silmi Fitriani
6.3
83
11
Annisa Nurkhotimah
7
82.1
12
Achmad Taufik
8
81.5
13
Hikmatyar Faris A.
9.1
81.3
14
Malinda Wardatul
9.2
81.3
15
Sofiah Jamil
9.3
81.3
16
Neng Erni H
10
81
17
Eka Fatmawati
11.1
80.7
18
Isni Novitasari
11.2
80.7
19
Andhika Miftah
12
80.6
20
Nur Efni Rahmani
13
80.5
21
Banny Sapari A.
14.1
79.3
22
Juwita Wulandari A
14.2
79.3
23
Kurniawan
15.1
79.2
24
Novita Sari Dewi
15.2
79,2
25
Ali Arridho
16.1
78.6
26
Ali Ridho
16.2
78.6
27
Agung Hadi K.
17
78.3
28
Bachrul M.
18
78
29
M. Alfi Fauzi
19
77.5
30
Candra Gusmansyah
20
77
31
Ahmad Zia Ulhaq
21
76.6
32
Idham Noor P.
22
73.5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar